es
: Senin-Sabtu, Pukul 06:00 - 22:00 WIB
: (0541) 738118
: unithumas@rsudaws.co.id
Pemeriksaan Laboratorium darah rutin sederhana yg paling sering dilakukan, dapat dikerjakan dengan cara manual atau dengan alat hitung sel darah otomatis. cara manual sudah banyak dilakukan dan beberapa cara manual masih menjadi metode acuan. Yang termasuk pemeriksaan ini: - Kadar Hb - Hematokrit (Hct) atau Packed Cell Volume (PCV) - Hitung Eritrosit (RBC), lekosit(WBC), trombosit (Plt) - Indeks Eritrosit (MCV, MCH, MCHC) - Hitung Jenis Lekosit - Evaluasi Hapusan Darah Tepi - Hitung Retikulosit - Laju Endap Darah (LED) Pemeriksaan Laboratorium darah rutin sederhana perlu dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosis suatu penyakit, selain itu dapat juga digunakan untuk mencari suatu kelainan atau penyakit yang tidak dapat diditeksi dari pemeriksaan luar. Dilakukan jika gejala suatu penyakit tidak muncul dan untuk memonitoring atau memantau keadaan fisik seseorang yang menderita penyakit menahun.
Gula darah atau kadar glukosa darah adalah salah satu tes laboratorium yang paling banyak dikerjakan ataupun diinstruksikan dalam dunia kedokteran, selain pemeriksaan darah rutin. Bahkan karena cukup banyak digunakan, tersedia juga alat genggam yang bisa digunakan untuk memeriksa kadar gula darah secara mandiri.
Ada banyak kasus yang memerlukan pemeriksaan gula darah, mulai dari pemantauan kondisi gula darah pada pasien diabetes, hingga bayi yang mengalami kejang atau pasien asing yang kehilangan kesadaran. Sehingga tes gula darah bisa ditemukan pada kondisi harian di banyak ruangan, mulai dari rumah pribadi hingga ruang triase unit gawat darurat dan ambulans.
Tes ini memang lebih banyak menggunakan sampel darah, sehingga lumarah disebut “gula darah” oleh masyarakat kita, namun tidak jarang menggunakan sampel urine (air seni) juga.
Urine merupakan cairan yang dihasilkan oleh ginjal melalui proses penyaringan darah. Oleh karena itu kelainan darah dapat menunjukkan kelainan di dalam urine. Pemeriksaan urine merupakan salah satu pemeriksaan rutin yang banyak diminta oleh dokter atau pada pemeriksaan kesehatan umum (General Check Up).
Informasi penting apa yang diperoleh dari pemeriksaan urine rutin? Pemeriksaan urine yang tepat dan teliti memiliki peran yang sangat penting untuk mendeteksi adanya kelainan pada ginjal atau di luar ginjal
Bagaimana pemeriksaan urin dilakukan?
Pemeriksaan urine dilakukan melalui 3 tahap yang saling melengkapi, yaitu:
– Makroskopis
– Kimia Urine
– Mikroskopis (Sedimen Urine)
Pemeriksaan urine kurang mendapat perhatian, namun ternyata mempunyai makna diagnosis yang penting. Selama ini pemeriksaan urine dilakukan secara konvensional (manual). Oleh karena itu hasil pemeriksaan urine memiliki variasi sangat besar, tergantung dari kecakapan subyek yang mengerjakannya.
Pemeriksaan dengan bahan feses bertujuan untuk mendeteksi adanya kuman seperti Salmonella, Escherichia coli, Staphylococcus, Sigela, dan lain-lain. Salmonella adalah bakteri penyebab typhoid atau dalam masyarakat dikenal dengan tipes yaitu penyakit infeksi akut usus halus C. Sinonim dari penyakit ini adalah typhoid dan paratyphoid abdominalis.. Staphylococcus adalah kelompok dari bakteri-bakteri, secara akrab dikenal sebagai Staph, yang dapat menyebabkan banyak penyakit sebagai akibat dari infeksi beragam jaringan tubuh. Bakteri-bakteri Staph dapat menyebabkan penyakit tidak hanya secara langsung oleh infeksi (seperti pada kulit), namun juga secara tidak langsung dengan menghasilkan racun-racun yang bertanggung jawab dalam keracunan makanan dan toxic shock syndrome. Penyakit yang berhubungan dengan Staph dapat mencakup dari ringan dan tidak memerlukan perawatan sampai berat/parah dan berpotensi fatal. Eschericiacoli adalah bakteri yang melepaskan racun yang bernama Shiga dan racun tersebut sering menyebabkan masalah perut dan usus misalnya diare dan muntah.